Teologi Keanggotaan Gereja

 Teologi Keanggotaan Gereja Kini, Masih Perlukah?

        Pandemi covid-19 a.k.a corona virus, membuat kehidupan pelayanan dalam bergereja bergeser dari pertemuan-pertemuan yang biasanya dilakukan secara ragawi harus dilakukan secara virtual. Segala program-program pelayanan yang direncanakan untuk dilakukan seperti biasanya pada akhirnya harus ditunda secara berulang-ulang tanpa kepastian kapan dapat dilaksanakan lagi.

    Memang, pelayanan bergereja harus terus berjalan, akhirnya agar ibadah dapat dilaksanakan dengan aman ditengah adanya virus, maka dilakukan secara online. Misalnya, Pendalaman Alkitab, rapat-rapat gereja bahkan Ibadah Minggu dilakukan secara virtual (baik secara live maupun record). Menarik sekali kalau kita memikirkan sekali lebih jauh, pada waktu kegiatan pelayanan gereja dilaksanakan baik itu ibadah maupun PA atau seminar gereja secara online (via zoom, google meet dll)  begitu banyak orang yang bisa hadir, dari kalangan manapun, siapapun itu. Ini berarti bahwa kegiatan bergereja tidak harus menjadi anggota gereja tertentu lagi secara tetap . Misalnya saya bergereja di jemaat A dan saya mau beribadah secara online, atau mengikuti PA bisa di gereja B, tidak harus mengikuti ketentuan bahwa saya harus menjadi anggota tetap gereja B dulu baru bisa beribadah di gereja B. Nah,... melalui pandemi Covid-19 ini konsep ekklesiologi secara institusional seolah diruntuhkan, ditelanjangi karena tidak lagi terbatas pada dinding-dinding ketetapan administrasi gerejawi.  Bahkan  di saat ini  saya yang anggota gereja A, tidak dibatasi untuk beribadah di gereja B saja, saya bahkan bisa untuk beribadah di gereja C, D, E, dst. Saya bergabung untuk sama-sama berfellowship. Untuk bergabung beribadah tidak harus mengisi formulir dll, tapi cukup dibagi link-nya, maka saya bisa beribadah. Kalau ibadah yang satu sudah selesai, atau mau ibadah lain, saya bisa ganti "channel".

    Di saat pandemi ini, membership church perlu untuk ditinjau lagi oleh para pemimpin atau pelayan gerejawi, apakah masih diperlukan atau tidak?. Jemaat sudah tidak lagi “terkurung” dalam suatu institusi satu gereja saja, tetapi bisa untuk melangkah, atau berjalan ke gereja lain untuk merasakan hadirat Tuhan, tanpa perlu disibukkan dengan proses administrasi gerejawi untuk menjadi anggota gereja tetap. Dengan banyaknya ibadah yang dilakukan secara online oleh gereja, membuat kita bisa memilih sesuai dengan gairah, kemauan, kehendak kita untuk beribadah. Apa mau yang konvensional atau kontemporer, yang tradisional, atau modern kita bisa turut untuk beribadah didalamnya tanpa proses surat-menyurat mengurusi perpindahan anggota gereja…   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

; “Misi Sebagai Pembebasan terhadap kemiskinan dalam Konteks Di Indonesia”.

FILSAFAT ILMU : KAJIAN ALIRAN RASIONALISME DAN IMAN KRISTEN