Postingan

Panggilan Politik Kekristenan dalam Realitas Pemerintahan Sosial Masyarakat

  Panggilan Politik Kekristenan dalam Realitas Pemerintahan Sosial Masyarakat   Membicarakan relasi agama dan politik adalah proses yang resiprokal yang satu dengan yang lain. Kedua hal tersebut memiliki proses tarik menarik kepentingan. Agama memiliki peran strategis dalam hal mengkonstruksi kerangka nilai dan norma dalam membangun struktur Negara dan pendisiplinan masyarakat secara etis-teologis. Sedangkan, Negara menggunakan agama sebagai legitimasi dogmatis untuk mengikat warga Negara untuk mematuhi Negara. Adanya hubungan timbal balik itulah yang kemudian menimbulkan hubungan saling mendominasi antar kedua entitas tersebut. Sejarah perkembangan Negara Indonesia selalu diperhadapkan dengan Pemilihan Umum, baik pemilihan legislatif (DPR RI, DPD, DPRD) bahkan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Para calon memiliki visi dan misi, program-program untuk bertujuan untuk mensejahterakan, memberikan keamanan bagi rakyat. Berbicara tentang pemerintah atau Negara, maka kita kembal

Refleksiku tentang Sumpah Pemuda (Saat Ini)

               Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia merayakan sumpah pemuda dimana adanya suatu semangat untuk menjunjung tinggi kesatuan, persatuan Indonesia yang digagas oleh para pemuda bangsa. Menarik bila dipikirkan serta direfleksikan kembali mengenai pemuda (di Indonesia) saat ini dengan berbagai macam lingkungannya yang dikelilingi dengan berbagai perkembangan teknologi, media sosial, digitalisasi yang sangat pesat dari waktu ke waktu.                Pola berpikir generasi muda; mengutip pandangan filsuf di Indonesia yang memberikan suatu paradigma bahwa usia tidak menjadi tolak ukur atau patokan untuk menentukan semangat dalam menjalani setiap kehidupan dalam aspek apapun itu. Misalnya, usia boleh saja sudah tua, tetapi pikiran, semangat untuk terus belajar, berpikir kritis, kreatif, inovatif serta memberikan pikiran-pikiran untuk kemajuan lingkungan, daerahnya tetap terjaga. Tetapi pada saat yang sama, usia yang masih muda namun pemikirannya old,  stagnan, masih piki

Teologi Keanggotaan Gereja

  Teologi Keanggotaan Gereja Kini, Masih Perlukah?           Pandemi covid-19 a.k.a corona virus, membuat kehidupan pelayanan dalam bergereja bergeser dari pertemuan-pertemuan yang biasanya dilakukan secara ragawi harus dilakukan secara virtual. Segala program-program pelayanan yang direncanakan untuk dilakukan seperti biasanya pada akhirnya harus ditunda secara berulang-ulang tanpa kepastian kapan dapat dilaksanakan lagi.      Memang, pelayanan bergereja harus terus berjalan, akhirnya agar ibadah dapat dilaksanakan dengan aman ditengah adanya virus, maka dilakukan secara online. Misalnya, Pendalaman Alkitab, rapat-rapat gereja bahkan Ibadah Minggu dilakukan secara virtual (baik secara live maupun record ). Menarik sekali kalau kita memikirkan sekali lebih jauh, pada waktu kegiatan pelayanan gereja dilaksanakan baik itu ibadah maupun PA atau seminar gereja secara online (via zoom , google meet dll)  begitu banyak orang yang bisa hadir, dari kalangan manapun, siapapun itu. Ini ber

Spiritualitas Pendeta yang Reformasi

SPIRITUALITAS PENDETA YANG REFORMASI Yornan Masinambow PENDAHULUAN Seorang pendeta harus mengerti panggilan dan dinamika spiritualitasnya. Mengapa demikian? Karena panggilan adalah bagian yang penting dari seorang hamba Tuhan, maka sebagai seorang pelayan Tuhan ia harus yakin seyakin-yakinnya bahwa ia dipilih dan di panggil serta ditetapkan oleh Tuhan kedalam tanggung jawab pelayanan. Seiring dengan berjalannya waktu, kadangkala pendeta mulai kabur terhadap panggilannya sebagai seorang hamba Tuhan. Panggilan dan formasi spiritualitas adalah bagian esensi dari seorang pendeta yang reformasi. Karena seorang pendeta harus memahami panggilannya dengan jelas karena itu adalah bagian dari komitmen dirinya kepada Tuhan yang sudah memanggilnya ke dalam tugas dan tanggung jawab yang maha mulia yaitu pelayanan. Di samping itu dalam melaksanakan tugas tanggung jawab dan pelayanannya ini, seorang pendeta reformasi harus memiliki kehidupan spiritualitas yang terus bertumbuh. Karena kehidupa